Subscribe

23 September 2007

BRUTU Philosofia


Sebagian dari gaya hidup Kerebritis adalah Makan Ayam!
Mosok ya tiap hari makan sepuluh kepal nasi, tempe kemarin yang sudah lembek sama sambel yang kasar ngulegnya terus-terusan. Bisa-bisa Karto modar karena bosan. Sekali-sekali ya makan Ayam Goreng laah.

Tapi Karto cukup tahu diri kok. Dia ndak berharap bisa makan bagian payudara eh dada, atau bagian paha yang mulus eh yang empuk dan banyak dagingnya. Karto sudah alkamdulillaaah kalo sudah bisa nyokot bagian sayap atau bagian punggung belakang yang lebih banyak tulang belulang.

Nah kalau masih pingin yang lebih murah lagi, Karto masih bisa milih bagian kepala atau ceker alias kaki.

Kalau masih juga pingin yang lebih muraaah bahkan gratis. Karto bisa setengah hari nunggu di samping Mbak Jum, yang jualan ayam potong di pasar krempyeng. Karena biasanya saat tengah hari mbak Jum sudah bisa memberinya gerombolan para pantat ayam itu.

Ibu-ibu rumah tangga sekarang sudah lebih sadar akan lemak yang konon kurang sehat yang dibawa oleh para pantat ayam tersebut. Mereka biasanya minta bagian itu dibuang. Nah, mbak Jum yang kreatip itu menyimpan dan mengumpulkan untuk orang-orang macam Karto.

Karena biasanya ada saja kerebritis selain Karto yang nyanggong alias nunggu dengan setia di sebelah meja dagangannya. Kalau bukan Karto, pasti Endang Mangkak yang berdiri disitu. Kalau bukan pasti ya si Hansip Warip. Pokoknya masih banyak kok kerebritis yang dengan senang hati menerima dan makan gerombolan pantat ayam itu.

Mungkin bagi ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak dari keluarga yang mampu beli ayam, Brutu alias pantat ayam itu tidak sehat dan mengandung lemak yang berbahaya. Tapi bagi kerebritis?

"Ndak sehat gimana, ini bagian yang paling enaak kok .." Begitu Lek Sapar suatu kali pernah berkata.

"Katanya ini banyak lemaknya Lek ..." Sahut Karto sambil terus makan.

"Ojo kakean Cangkem! (Jangan banyak Bacot) sudaah emplok'en ae (Sudah telan saja).. banyak lemak ya ndak apa-apa ...lha wong Raimu iku nyaris tak berlemak kok .." Balas Lek Sapar sambil mengunyah pantat ayam yang dimasak oseng-oseng kecap.

"Kata Mbah Ndrongos, banyak makan Brutu bikin kita cepat pikun lho Lek.."

"Hahaha...malah enak toh,..kita jadi cepat lupa kalo kita ini hidupnya sengsara .."

Tidak ada komentar: